Seringkali
dalam mengambil gambar kita kurang memperhatikan pergerakan, artinya kamera
terlalu banyak bergerak, tidak fokus terhadap objek tertentu, terlalu banyak
getaran, sudut pengambilan gambar yang monoton, dan lain sebagainya, Sedikit
tips pergerakan kamera dari saya, khususnya untuk yang mengandalkan satu kamera
saja :
1. Kamera harus fokus terhadap objek
tertentu.
2. Jangan terlalu mengikuti objek yang
banyak bergerak kesana kemari, apabila objek bergerak, pause kamera dan shoot
lagi dari sudut yang berbeda.
3. Apabila terpaksa mengikuti pergerakan
objek, lakukan pergerakan kamera dalam satu gerakan searah saja, lalu lakukan
tips 2.
4. Apabila banyak objek yang harus dishot,
lakukan dengan cara pause and record saat berganti objek, atau lakukan dengan
gerakan searah saja jangan berbalik lagi kearah yg berlawanan, karena bikin
pusing yang nonton, lebih baik pause dan pilih lagi objek yang akan dishoot.
5. Hindari tehnik zoom sebisa mungkin jika
tidak menggunakan tripod, lebih baik mendekat sebisa mungkin kearah objek untuk
mengurangi efek getaran.
1. Cara
memegang Kamera Video.
Peganglah kamera dengan mantap. Gunakan satu tangan untuk memegang kamera dan mengoperasikan kontrol zoom, dan tangan yang lain untuk menjaga agar posisi kamera tidak mudah goyah. dapat digerakkan ke berbagai posisi, tergantung dari sudut pengambilan yang diinginkan - pada banyak kondisi gunakan selalu tripod untuk menjaga gambar tetap stabil.
Peganglah kamera dengan mantap. Gunakan satu tangan untuk memegang kamera dan mengoperasikan kontrol zoom, dan tangan yang lain untuk menjaga agar posisi kamera tidak mudah goyah. dapat digerakkan ke berbagai posisi, tergantung dari sudut pengambilan yang diinginkan - pada banyak kondisi gunakan selalu tripod untuk menjaga gambar tetap stabil.
2. Zoom.
Hindarkan penggunaan tehnik zoom untuk merekam pemandangan yang luas tanpa
menggunakan tripod. Ini adalah cara dasar untuk menghindari terjadinya
guncangan pada gambar yang dapat berakibat tidak bergunanya gambar yang
terekam.
3. Suara.
Perlu diperhatikan mengenai suara. Bila kita tidak
menggunakan earphone, kamera tetap merekam suara-suara latar yang tidak
diperlukan, maka jangan mengeluarkan suara yang tak perlu atau berbicara ketika
sedang merekam.
4. Peraturan 10 detik. Peraturan penting
dalam merekam adalah, rekamlah dalam waktu yang lebih lamadam hindarkan
pergerakan-pergerakan kemera yang tidak perlu. Selalu rekam satu kondisi
sekurangnya dalam 10 detik. Ini akan memudahkan editor film untuk mengambil
potongan-potongan gambar yang diperlukan. Ingat untuk tetap menghitung sampai
10 detik, meskipun pada kondisi yang sulit, 10 detik ini terasa lama.
5. Panning (mengambil gambar bergerak
secara horizontal) dan tilting (mengambil gambar bergerak secara vertikal)
sebaiknya digunakan secukupnya saja bila ingin mendapatkan gambar dasar dengan
berpindah posisi gambar, atau bila kita sudah berpengalaman sebagai operator
film. Bila kita memutuskan untuk melakukan panning, gerakkanlah kamera sehalus
yang kita bisa. Ingat selalu aturan10 detik untuk setiap gambar diam/statis
pada awal dan juga pada akhir pengambilan gambar panning. Selalu lebih baik
mengambil banyak gambar statis, dan ingat juga bahwa nantinya gambar yang kita
ambil akan diedit kembali oleh editor. Penggunaan panning sebaiknya jangan
terlalu lama (antara3-5 detik).
6.
Fokus,
Exposure and White Balance (keseimbangan warna) . Periksa selalu fokus dan
exposure. Bila menggunakan zoom jauh dan dekat fokuskan selalu pada jarak ideal
ke objek yang kita inginkan untuk direkam dan ketika kita melakukan zoom jauh
semuanya terlihat fokus - bila kita melakukan zoom pada objek terdekat terlebih
dahulu lalu kita zoom pada objek lain di kejauhan (contohnya hewan di kejauhan)
maka akan membuat gambar sama sekali tidak fokus. Adanya perbedaan antara objek
yang samar dan objek utama yang jelas adalah sangat penting. Bahkan objek yang
hanya sedikit tidak fokus akan membuat film menjadi tidak berguna. Periksa
selalu exposure dan cobalah merekam pada objek yang sama dengan cara manual dan
otomatis untuk memastikan kita mendapatkan gambar terbaik yang kita inginkan.
Bila kita sudah memiliki banyak pengalaman, hal ini menjadi tidak perlu lagi
untuk dilakukan .
7. Tanggal dan Waktu. Jangan pernah memasang
tanda tanggal dan waktu pada layar film yang terekam, ini akan membuat film
sama sekali tidak dapat digunakan . Penulisan tanggal dan waktu pada layar film
tidak membuktikan bahwa film ini diambil pada saat yang tertulis dilayar,
karena bisa saja yang tertulis tanggal 5 November 1950-tidak menjamin
pengambilan film tersebut pada tahun 1950, bisa saja setiap orang merubah
tanggal dan waktu tersebut. Namun, sebaiknya kita selalu merekam suara kita
pada awal pengambilan gambar yang menjelaskan kapan gambar tersebut direkam,
lokasi dan negara dimana kita merekam gambar- cara inilah yang dapat merekam
secara permanen informasi waktu dan tempat pengambilan film. Hal ini sangatlah
penting dan seringkali terlupa, dan bila kita lupa apa dan dimana persisnya
sebuah gambar diambil, celakalah kita. Bila kita memiliki GPS untuk menunjukkan
lokasi kita berada, selalu rekam dengan film pembacaannya dan juga rekam latar
belakangnya. Tidak seperti tanda tanggal dan waktu, hal ini dapat memberikan
bukti.
8.
Cutaways
(gambar pengisi). Bila kita merekam sebuah obyek, kegiatan ataupun wawancara
kita perlu selalu mengambil gambar yang lain. Sebagai contoh, bila kita merekam
sebuah wawancara kita perlu untuk merekam juga kantor orang yang kita
wawancarai atau sesuatu yang lain untuk memberikan penjelasan tambahan bagi
film wawancara kita. Kita lihat contoh lain, bila kita membuat film tentang
orang utan, jangan lupa untuk merekam hutan dimana mereka tinggal dan kebakaran
hutan yang merusakan habitatnya. Ini akan membuat sebuah film lebih informatif.
Beberapa angle berikut ini mungkin dapat menginspirasi Anda
- Dutch angle, pengambilan gambar miring. Biasanya digunakan untuk menggambarkan ketidakstabilan emosi.
- Worm angle / mata cacing, kamera persis diletakkan diatas tanah
- Crazy angle, kamera bergerak tidak beraturan
- Change focus, mengubah fokus dari satu obyek ke obyek lain dalam satu frame.
- Circle / circular track, kamera mengitari obyek
- Side shot, kamera merekam dari samping dan mengikuti obyek yang berjalan.
- Extreme top shot, kamera mengambil tepat diatas obyek (900).
- High angle, pengambilan gambar dari atas obyek.
- Eye level, pengambailan gambar sejajar dengan mata.
- Low angle, pengambilan gambar dari bawah obyek.
Beberapa angle berikut ini mungkin dapat menginspirasi Anda
- Dutch angle, pengambilan gambar miring. Biasanya digunakan untuk menggambarkan ketidakstabilan emosi.
- Worm angle / mata cacing, kamera persis diletakkan diatas tanah
- Crazy angle, kamera bergerak tidak beraturan
- Change focus, mengubah fokus dari satu obyek ke obyek lain dalam satu frame.
- Circle / circular track, kamera mengitari obyek
- Side shot, kamera merekam dari samping dan mengikuti obyek yang berjalan.
- Extreme top shot, kamera mengambil tepat diatas obyek (900).
- High angle, pengambilan gambar dari atas obyek.
- Eye level, pengambailan gambar sejajar dengan mata.
- Low angle, pengambilan gambar dari bawah obyek.
Ada tiga macam jenis angle
Berdasarkan ketinggian kamera dari subyek yaitu :
- Normal angle
- High Angle
- Low Angle
- Bird Eye
- Frog Eye
Normal Angle atau Eye level
Normal Angle atau Eye level. Ini
adalah sudut standar atau normal. Pada sudut ini, kamera diletakkan sejajar dengan
objek. Efek yang ditimbulkan dari sudut pandang ini adalah pandangan normal
atau seperti kita melihat langsung ke objek dengan mata kita.
normal angle (photos by eko beswan
malang) (edited by me)
High Angle
High Angle. Istilah ini dipakai
ketika kita mengambil gambar dari sudut tinggi. Letak kamera lebih tinggi dari
pada objek sehingga kamera menunduk kebawah. Angle ini menimbulkan efek kecil
atau luas.(bila pada model, maka wajh akan tampak lebar dan kaki kecil)
contoh high angle (photo by eko beswan
malang) (edited by me)
Low angle
Low angle . Istilah ini dipakai
ketika kita mengamnbil gambar dari sudut rendah. Letak kamera berada dibawah
objek (point of interest). Efek yang ditimbulkan dari sudut pandang ini adalah
kesan besar atau raksasa. Teman-teman pasti inget kan film ultraman atau power
ranger waktu kita kecil dulu ? yah… untuk mendapatkan efek membesar menjadi
raksasa seringkali digunakan trik kamera ini. Juga pada gedung-gedung agar
terlihat lebih megah maka biasanya sudut low angle sering jadi favorit para
fotografer.
contoh low angle (photo & edit
by me)
Bird Eye
Bird eye . Istilah ini dipakai
ketika kita mengamnbil gambar dari sudut super tinggi dan jarak jauh. biasanya
dipakai ketika ingin mendapatkan efek keramaian (keramaian di pasar misalnya)
atau luas (gurun). untuk mendapatkan gambar seperti ini kita perlu berada di
tempat yang tinggi (puncak gunung, bukit) atau bila dalam vidio biasa mekakai
helicopter atau jimmy jeep. efek ini disebut bird eye karna gambar yang di
dapat seperti penglihatan burung ketika terbang diangkasa
contoh bird eye (photo & edit by
me. place : telaga anakan pulau sempu)
Frog Eye
Frog eye . Istilah ini dipakai
ketika kita mengamnbil gambar dari super super rendah dan jarak dekat. biasanya
dipakai ketika ingin mengesankan megah atau besar (misal ketika kita memotret
bangunan tinggi dari bawah). masing inget film ultraman kan ? ya… untuk
mengesankan ultraman berubah menjadi raksasa maka kameraman menggunakan angle
ini. Disebut frog eye karena dengan sudut ini maka seperti penglihatan seekor
katak.
contoh frog eye (photo & edit by
me)
Pergerakan Kamera
Pan ( Right, Left )
- pergerakan kamera kekiri dan kekanan sesuai poros
Tilt Up / Down
- pergerakan kamera naik dan turun sesuai poros
Track In / Out
- pergerakan kamera lurus kedepan / kebelakang
Zoom In / Out
- pergerakan lensa menjauh / mendekati obyek
Follow Shot
- pergerakan kamera mengikuti obyek
Crab Right / Left
- pergerakan kamera geser kekanan / kekiri
Swing Right / Left
- pergerakan kamera lengkung kekanan / kekiri
Ring Shot
- pergerakan kamera memutari obyek
Subjektive Shot
- pergerakan kamera mewakili / menjadi mata obyek
Travelling Shot
- pergerakan kamera berjalan / menyapu semua obyek
- pergerakan kamera kekiri dan kekanan sesuai poros
Tilt Up / Down
- pergerakan kamera naik dan turun sesuai poros
Track In / Out
- pergerakan kamera lurus kedepan / kebelakang
Zoom In / Out
- pergerakan lensa menjauh / mendekati obyek
Follow Shot
- pergerakan kamera mengikuti obyek
Crab Right / Left
- pergerakan kamera geser kekanan / kekiri
Swing Right / Left
- pergerakan kamera lengkung kekanan / kekiri
Ring Shot
- pergerakan kamera memutari obyek
Subjektive Shot
- pergerakan kamera mewakili / menjadi mata obyek
Travelling Shot
- pergerakan kamera berjalan / menyapu semua obyek
0 komentar:
Posting Komentar