Selasa, 29 Januari 2013

PERGERAKAN KAMERA


Seringkali dalam mengambil gambar kita kurang memperhatikan pergerakan, artinya kamera terlalu banyak bergerak, tidak fokus terhadap objek tertentu, terlalu banyak getaran, sudut pengambilan gambar yang monoton, dan lain sebagainya, Sedikit tips pergerakan kamera dari saya, khususnya untuk yang mengandalkan satu kamera saja :
1.      Kamera harus fokus terhadap objek tertentu.
2.      Jangan terlalu mengikuti objek yang banyak bergerak kesana kemari, apabila objek bergerak, pause kamera dan shoot lagi dari sudut yang berbeda.
3.      Apabila terpaksa mengikuti pergerakan objek, lakukan pergerakan kamera dalam satu gerakan searah saja, lalu lakukan tips 2.
4.      Apabila banyak objek yang harus dishot, lakukan dengan cara pause and record saat berganti objek, atau lakukan dengan gerakan searah saja jangan berbalik lagi kearah yg berlawanan, karena bikin pusing yang nonton, lebih baik pause dan pilih lagi objek yang akan dishoot.
5.      Hindari tehnik zoom sebisa mungkin jika tidak menggunakan tripod, lebih baik mendekat sebisa mungkin kearah objek untuk mengurangi efek getaran.

1.      Cara memegang Kamera Video.
Peganglah kamera dengan mantap. Gunakan satu tangan untuk memegang kamera dan mengoperasikan kontrol zoom, dan tangan yang lain untuk menjaga agar posisi kamera tidak mudah goyah. dapat digerakkan ke berbagai posisi, tergantung dari sudut pengambilan yang diinginkan - pada banyak kondisi gunakan selalu tripod untuk menjaga gambar tetap stabil.
2.      Zoom. Hindarkan penggunaan tehnik zoom untuk merekam pemandangan yang luas tanpa menggunakan tripod. Ini adalah cara dasar untuk menghindari terjadinya guncangan pada gambar yang dapat berakibat tidak bergunanya gambar yang terekam.
3.      Suara. Perlu diperhatikan mengenai suara. Bila kita tidak menggunakan earphone, kamera tetap merekam suara-suara latar yang tidak diperlukan, maka jangan mengeluarkan suara yang tak perlu atau berbicara ketika sedang merekam.
4.      Peraturan 10 detik. Peraturan penting dalam merekam adalah, rekamlah dalam waktu yang lebih lamadam hindarkan pergerakan-pergerakan kemera yang tidak perlu. Selalu rekam satu kondisi sekurangnya dalam 10 detik. Ini akan memudahkan editor film untuk mengambil potongan-potongan gambar yang diperlukan. Ingat untuk tetap menghitung sampai 10 detik, meskipun pada kondisi yang sulit, 10 detik ini terasa lama.
5.      Panning (mengambil gambar bergerak secara horizontal) dan tilting (mengambil gambar bergerak secara vertikal) sebaiknya digunakan secukupnya saja bila ingin mendapatkan gambar dasar dengan berpindah posisi gambar, atau bila kita sudah berpengalaman sebagai operator film. Bila kita memutuskan untuk melakukan panning, gerakkanlah kamera sehalus yang kita bisa. Ingat selalu aturan10 detik untuk setiap gambar diam/statis pada awal dan juga pada akhir pengambilan gambar panning. Selalu lebih baik mengambil banyak gambar statis, dan ingat juga bahwa nantinya gambar yang kita ambil akan diedit kembali oleh editor. Penggunaan panning sebaiknya jangan terlalu lama (antara3-5 detik).
6.      Fokus, Exposure and White Balance (keseimbangan warna) . Periksa selalu fokus dan exposure. Bila menggunakan zoom jauh dan dekat fokuskan selalu pada jarak ideal ke objek yang kita inginkan untuk direkam dan ketika kita melakukan zoom jauh semuanya terlihat fokus - bila kita melakukan zoom pada objek terdekat terlebih dahulu lalu kita zoom pada objek lain di kejauhan (contohnya hewan di kejauhan) maka akan membuat gambar sama sekali tidak fokus. Adanya perbedaan antara objek yang samar dan objek utama yang jelas adalah sangat penting. Bahkan objek yang hanya sedikit tidak fokus akan membuat film menjadi tidak berguna. Periksa selalu exposure dan cobalah merekam pada objek yang sama dengan cara manual dan otomatis untuk memastikan kita mendapatkan gambar terbaik yang kita inginkan. Bila kita sudah memiliki banyak pengalaman, hal ini menjadi tidak perlu lagi untuk dilakukan .
7.       Tanggal dan Waktu. Jangan pernah memasang tanda tanggal dan waktu pada layar film yang terekam, ini akan membuat film sama sekali tidak dapat digunakan . Penulisan tanggal dan waktu pada layar film tidak membuktikan bahwa film ini diambil pada saat yang tertulis dilayar, karena bisa saja yang tertulis tanggal 5 November 1950-tidak menjamin pengambilan film tersebut pada tahun 1950, bisa saja setiap orang merubah tanggal dan waktu tersebut. Namun, sebaiknya kita selalu merekam suara kita pada awal pengambilan gambar yang menjelaskan kapan gambar tersebut direkam, lokasi dan negara dimana kita merekam gambar- cara inilah yang dapat merekam secara permanen informasi waktu dan tempat pengambilan film. Hal ini sangatlah penting dan seringkali terlupa, dan bila kita lupa apa dan dimana persisnya sebuah gambar diambil, celakalah kita. Bila kita memiliki GPS untuk menunjukkan lokasi kita berada, selalu rekam dengan film pembacaannya dan juga rekam latar belakangnya. Tidak seperti tanda tanggal dan waktu, hal ini dapat memberikan bukti.
8.      Cutaways (gambar pengisi). Bila kita merekam sebuah obyek, kegiatan ataupun wawancara kita perlu selalu mengambil gambar yang lain. Sebagai contoh, bila kita merekam sebuah wawancara kita perlu untuk merekam juga kantor orang yang kita wawancarai atau sesuatu yang lain untuk memberikan penjelasan tambahan bagi film wawancara kita. Kita lihat contoh lain, bila kita membuat film tentang orang utan, jangan lupa untuk merekam hutan dimana mereka tinggal dan kebakaran hutan yang merusakan habitatnya. Ini akan membuat sebuah film lebih informatif.
Beberapa angle berikut ini mungkin dapat menginspirasi Anda
- Dutch angle, pengambilan gambar miring. Biasanya digunakan untuk menggambarkan ketidakstabilan emosi.
- Worm angle / mata cacing, kamera persis diletakkan diatas tanah
- Crazy angle, kamera bergerak tidak beraturan
- Change focus, mengubah fokus dari satu obyek ke obyek lain dalam satu frame.
- Circle / circular track, kamera mengitari obyek
- Side shot, kamera merekam dari samping dan mengikuti obyek yang berjalan.
- Extreme top shot, kamera mengambil tepat diatas obyek (900).
- High angle, pengambilan gambar dari atas obyek.
- Eye level, pengambailan gambar sejajar dengan mata.
- Low angle, pengambilan gambar dari bawah obyek.

Ada tiga macam jenis angle Berdasarkan ketinggian kamera dari subyek yaitu :
  • Normal angle
  • High Angle
  • Low Angle
  • Bird Eye
  • Frog Eye
Normal Angle atau Eye level
Normal Angle atau Eye level. Ini adalah sudut standar atau normal. Pada sudut ini, kamera diletakkan sejajar dengan objek. Efek yang ditimbulkan dari sudut pandang ini adalah pandangan normal atau seperti kita melihat langsung ke objek dengan mata kita.
normal angle (photos by eko beswan malang) (edited by me)
High Angle
High Angle. Istilah ini dipakai ketika kita mengambil gambar dari sudut tinggi. Letak kamera lebih tinggi dari pada objek sehingga kamera menunduk kebawah. Angle ini menimbulkan efek kecil atau luas.(bila pada model, maka wajh akan tampak lebar dan kaki kecil)
contoh high angle (photo by eko beswan malang) (edited by me)
Low angle
Low angle . Istilah ini dipakai ketika kita mengamnbil gambar dari sudut rendah. Letak kamera berada dibawah objek (point of interest). Efek yang ditimbulkan dari sudut pandang ini adalah kesan besar atau raksasa. Teman-teman pasti inget kan film ultraman atau power ranger waktu kita kecil dulu ? yah… untuk mendapatkan efek membesar menjadi raksasa seringkali digunakan trik kamera ini. Juga pada gedung-gedung agar terlihat lebih megah maka biasanya sudut low angle sering jadi favorit para fotografer.
contoh low angle (photo & edit by me)
Bird Eye
Bird eye . Istilah ini dipakai ketika kita mengamnbil gambar dari sudut super tinggi dan jarak jauh. biasanya dipakai ketika ingin mendapatkan efek keramaian (keramaian di pasar misalnya) atau luas (gurun). untuk mendapatkan gambar seperti ini kita perlu berada di tempat yang tinggi (puncak gunung, bukit) atau bila dalam vidio biasa mekakai helicopter atau jimmy jeep. efek ini disebut bird eye karna gambar yang di dapat seperti penglihatan burung ketika terbang diangkasa
contoh bird eye (photo & edit by me. place : telaga anakan pulau sempu)
Frog Eye
Frog eye . Istilah ini dipakai ketika kita mengamnbil gambar dari super super rendah dan jarak dekat. biasanya dipakai ketika ingin mengesankan megah atau besar (misal ketika kita memotret bangunan tinggi dari bawah). masing inget film ultraman kan ? ya… untuk mengesankan ultraman berubah menjadi raksasa maka kameraman menggunakan angle ini. Disebut frog eye karena dengan sudut ini maka seperti penglihatan seekor katak.
contoh frog eye (photo & edit by me)

Pergerakan Kamera

Pan ( Right, Left )
- pergerakan kamera kekiri dan kekanan sesuai poros
Tilt Up / Down
- pergerakan kamera naik dan turun sesuai poros
Track In / Out
- pergerakan kamera lurus kedepan / kebelakang
Zoom In / Out
- pergerakan lensa menjauh / mendekati obyek
Follow Shot
- pergerakan kamera mengikuti obyek
Crab Right / Left
- pergerakan kamera geser kekanan / kekiri
Swing Right / Left
- pergerakan kamera lengkung kekanan / kekiri
Ring Shot
- pergerakan kamera memutari obyek
Subjektive Shot
- pergerakan kamera mewakili / menjadi mata obyek
Travelling Shot
- pergerakan kamera berjalan / menyapu semua obyek

0 komentar:

Posting Komentar